Deodoran menjadi salah satu produk yang diandalkan banyak orang dalam mencegah bau badan. Namun, pernahkah kamu mencoba deodoran yang direkomendasikan oleh banyak orang, tetapi ternyata tidak efektif saat kamu pakai? Atau deodoran yang sebelumnya cocok, tiba-tiba tidak lagi memberikan efek yang sama? Hal ini bisa saja terjadi karena efektivitas deodoran sangat bergantung pada biologi dan gaya hidup pribadi seseorang. Menarik ya? Sekarang coba kita simak penjelasannya.
Setiap Orang Punya Mikrobioma Kulit yang Unik
Kulit ketiak memiliki sejumlah bakteri yang memecah keringat menjadi bau. Komposisi bakteri ini berbeda-beda pada tiap orang. Ada beberapa orang yang memiliki lebih banyak Corynebacterium, yang menghasilkan bau tajam, ada juga yang memiliki lebih banyak Staphylococcus, yang membuat bau badan lebih tidak berbau. Karena deodoran menargetkan bakteri, maka efektivitasnya akan rendah jika tidak sesuai dengan mikrobioma kulit seseorang,
Pengaruh Pola Makan, Stres, dan Hormon
Pola makan, stres dan hormon menjadi faktor internal yang memengaruhi bau badan seseorang. Makanan seperti bawang putih, daging merah, dan rempah-rempah bisa mengubah bau badan. Stres dapat memicu kelenjar apokrin yang menghasilkan keringat kaya protein, makanan favorit bakteri penyebab bau, sentara hormon (pubertas, menstruasi, menopause) juga dapat memengaruhi bau badan. Deodoran merek terbaik pun akan tidak memberikan efek jika faktor internal ikut memperparah bau.
pH Kulit & Sensitivitas Kulit
pH kulit manusia yang normal adalah sedikit asam, berkisar antara 4,5 hingga 5,5. pH kulit yang sedikit asam ini penting untuk menjaga fungsi pelindung kulit, termasuk menjaga kelembaban dan melindungi dari bakteri, virus, dan polutan. Pemakaian produk deodoran yang terlalu basa atau terlalu asam bisa menyebabkan iritasi dan gangguan mikrobioma. Apalagi jika kamu memiliki kulit sensitif yang bisa bereaksi buruk terhadap alkohol, baking soda, atau parfum dalam deodoran.
Mengapa Sabun Antiseptik Bisa Lebih Efektif Mengurangi Bau Badan Dibandingkan Deodoran
Jika kamu merasa deodoran tidak memberikan efek apa-apa terhadap bau badan, kamu bisa pertimbangkan memakai sabun antiseptik. Mengapa?
- Bau badan bukan dari keringat, melainkan dari bakteri
Keringat manusia pada dasarnya tidak berbau. Bau bisa muncul karena bakteri di kulit, terutama di area seperti ketiak, yang mengurai keringat menjadi senyawa berbau seperti asam.
- Deodoran hanya menutupi atau membatasi aktivitas bakteri
Deodoran tidak membunuh semua bakteri, hanya mengurangi jumlah bakteri atau menutupi baunya serta memberikan efek yang hanya sementara, dan bakteri bisa kembali berkembang dalam beberapa jam.
- Sabun antiseptik menghilangkan bakteri dari akar masalahnya
Sabun antiseptik seperti sabun batang Asepso Fresh dapat membantu mengatasi bau badan karena menghilangkan bakteri dari akar masalahnya. Sabun batang Asepso Fresh mengandung MOC (Malodour Counteraction) yang membantu:
- Mengurangi bau badan
- Menjaga kulit tetap bersih, segar dan tetap sehat.
- Memberikan perlindungan ekstra terhadap kuman dan bakteri
- Mengurangi biang keringat
- Membersihkan kulit dari kuman penyebab penyakit kulit.